Kamis, 02 Oktober 2014

Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

 Sistem Pertahanan Udara Terintegrasi ForceSHIELD

Kementerian Pertahanan Indonesia telah menandatangani kontrak dengan Thales Inggris untuk pengiriman sistem pertahanan udara terintegrasi, ForceSHIELD buatan Thales. Kontrak senilai lebih dari £ 100 juta (US $ 164 juta) meliputi penyediaan lima baterai pertahanan udara ringan terdiri dari: rudal pertahanan udara jarak pendek STARStreak, serta radar CONTROLMaster 200 & sistem koordinasi senjata.
Beberapa unit dari STARStreak akan bersifat portable, sementara yang lain akan menggunakan sistem senjata bergerak (mobile) RAPIDRanger serta modul Lightweight Multiple Launchers (LML).
“Persenjataan ini sebagai solusi bagi Angkatan Darat Indonesia yang menandai hadirnya pendekatan baru dalam pertahanan udara canggih dari generasi terbaru ‘teknologi sensor efek’,” ujar Victor Chavez , CEO dari Thales Inggris.
Sistem pertahanan udara terintegrasi ForceSHIELD, mengubah (customising) dan menggabungkan berbagai alutsista yang ada seperti: radar, komunikasi, penyergapan, sistem pengendalian tembakan, peluncur dan serta rudal (VSHORAD) Very Short Range Air Defense. Dengan pendekatan baru yang fleksibel ini Thales dapat memberikan solusi untuk menghadapi meningkatnya cakupan ancaman udara yang bersifat asimetris, maupun ancaman udara yang bersifat konvensional.

 ControlMaster200

ControlMaster200 merupakan sensor utama untuk sistem pertahanan udara ‘ForceShield’. ControlMaster200 adalah radar multi misi taktis 3D jarak menengah yang berbentuk compact/mobile. Radar ini membutuhkan waktu 10 menit untuk aktif dan dapat diangkut melalui jalan darat, kereta api, pesawat taktis atau helikopter.
Control Master 200 terdiri dari radar solid-state generasi terbaru, yang mampu mendeteksi dan melacak 200 target secara simultan, hingga ketinggian 25000 meter (82,000 ft), untuk rentang jarak 250 km. Engagement Control System dari alat ini, mampu mengevaluasi ancaman, menyiapkan senjata dan mengkoordinasikan aktivitas tempur -memungkinkan keputusan yang kompleks dan kritis dibuat dalam waktu yang lebih cepat dengan keamanan dan tingkat presisi yang tinggi.
The RAPIDRanger adalah kendaraan ringan peluncur rudal yang unik, sekaligus pengendalian sistem penembakan yang dapat diintegrasikan ke dalam struktur jaringan, sehingga memungkinkan dikoordinasikan dengan berbagai sistem komando dan control sistem lainnya.

 
 rudal STARStreak

Dilengkapi dengan rudal STARStreak kecepatan tinggi, RAPIDRanger memiliki kemampuan untuk menetralisir berbagai ancaman udara, termasuk serangan pesawat ground attack, Serangan Helicopters, Unmanned Aerial Vehicles (UAV) serta rudal jelajah.
Rudal STARStreak beroperasi pada kecepatan lebih dari 3 mach untuk mengalahkan ancaman yang bergerak cepat dan dalam waktu singkat. Tiga rudal STARStreak yang terpasang dalam satu modul, memaksimalkan konfigurasi penyergapan sasaran yang datang. Dengan adanya sorotan laser akurasi tingkat tinggi, memungkinkan Rudal STARStreak mencegat target yang memiliki radiasi/emisi rendah dan kebal terhadap semua tindakan pencegahan/ countermeasures.
Untuk melaksanakan program tersebut, Thales berencana meningkatkan kerjasama industri dengan Indonesia dan telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan Indonesia PT LEN. Thales juga mengatakan pihaknya berencana menambah kemitraan dengan industri Indonesia lainnya, pada program masa depan baik di militer maupun sektor sipil.

Skyshield 35 MK-2 TNI AU

 Skyshield 35 MK-2


Oerlikon Skyshield 35 MK-2 datang ke Indonesia
 
Oerlikon Skyshield 35 MK-2 disimpan setelah datang

Suatu kebanggaan bagi TNI Angkatan Udara dan TNI sebagai pengguna pertama senjata pertahanan udara Skyshield 35 mm MK-2 selain negara pembuatnya Swizeland. Senjata ini dibuat tahun 2014 oleh pabrikan senjata Swiss Oerlikon Contraves Rheinmetall.

Skyshield 35 MK-2 (Skyshield Gun Missile) untuk memenuhi kebutuhan Paskhasau melengkapi satuan jajaran sebagai senjata pertahanan udara yang akan dioperasikan oleh Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas.
Oerlikon Skyshield TNI AU mengkombinasikan auto twin canon 35 mm. Sistem penangkis serangan udara Skyshield bisa dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya, membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sekaligus mengembangkannya pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah /area. Oerlikon Skyshield TNI AU dikombinasikan dengan rudal anti seragan udara jarak pendek (kemungkinan 2 x 4 peluncur), untuk merontokkan pesawat maupun rudal yang datang.
Skyshield Gun Missile merupakan sistem pertahanan udara titik (Short Range Air Defence/ SHORAD) mempunyai jangkauan peluru sejauh 4000m dengan kecepatan 1000 peluru/menit, dan jarak kecepatan amunisi rata-rata 1050 meter/detik, sedangkan maksimal magazen sebanyak 252 butir.

Amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm
yang akan menyembur dan membentuk semacam perisai (metal spin-stabilised projectiles)
Kunci dari kehebatan Oerlikon Skyshield ada di amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm yang ditembakkan dari dua meriam kembarnya. Peluru 35 mm AHEAD dari Rheinmetall Oerlikon akan menyembur dan membentuk semacam perisai (metal spin-stabilised projectiles) saat berada di dekat target setelah 4 detik ditembakan, sehingga kemungkinan target lolos dari sasaran peluru hanya 10%. Ibarat seorang nelayan melemparkan jaring ke seekor ikan. Perisai itulah yang akan menghantam dan merusak rudal/ pesawat yang datang. Rheinmetall menyebut kemampuan ini sebagai: “Skyshield” alias perisai udara.

 
 Meriam twin 35mm GDF series towed anti-aircraft guns
 
 Amunisi AHEAD (Advanced Hit Efficiency and Destruction) 35 mm 
saat ditembakkan dari meriam

Amunisi Ahead bisa juga ditembakkan dari twin 35mm GDF series towed anti-aircraft guns yang dimodifikasi, untuk meningkatkan kemampuan mereka terhadap target yang kecil. Sejumlah konsumer Rheinmetal juga mengambil opsi ini untuk upgrade alutsista mereka dengan biaya yang lebih murah.
Harga enam baterai Oerlikon Skyshield (sistem radar, senjata, pemeliharaan dan training) diperkirakan 113 juta Euro.
Jerman terus mengembangkan Skyshield ini dengan memunculkan versi terbaru yakni Rheinmetall MANTIS (Modular, Automatic and Network-capable Targeting and Interception System). MANTIS didisain sebagai garda terdepan untuk melindungi aset sipil maupun militer dari ancaman serangan yang terkecil, termasuk mortir, karena memiliki kemampuan:counter-rocket and mortar (C-RAM). Sejauh ini ujicoba Mantis sukses mencegat serangan artileri, mortir dan tentunya roket.

Satu Firing Unit (FU) Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Skyshield Gun Missile dapat ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan dengan sistem mobail dengan menggunakan empat truk yang sudah dilengkapi dengan derek, masing-masing truk memuat satu pos command, dua meriam revolver 35 mm dan satu sistem sensor kendali/radar, sedangkan Chiron dapat ditempatkan hingga sejauh 5 km dari Command Post.
Saat ini Skyshield Gun Missile ditempatkan di Denhanud 471 Paskhas Halim Perdanakusuma, Denhanud Paskhas Lanud Supadio Pontianak, dan Denhanud Paskhas Lanud Sultan Hasanuddin masing-masin satu Baterai yaitu dua Firing Unit.
Sedangkan personel yang mengawakinya sudah mendapat pelatihan sebanyak 20 personel terdiri dari 12 personel Paskhas, empat personel Depo 60 Senamo Lanud Iswahjudi dan Depohar 50 Lanud Adi Sumarmo, Solo.


 Chiron missile man-portable, fire-and-forget system, day-night operational

Lanud Iswahjudi mulai dilengkapi dengan sistem pertahanan udara baru nan canggih. Kaunitharsenrat Bengsen Sathar 61 Depohar 60, Lettu Tek Fajar Ari Kumbara, dalam briefing pagi, Rabu (3/9), memberikan paparan tentang alutsista berupa persenjataan Oerlikon Skyshield 35 mm, pabrikan Rheinmetall Air Defence dari negara Switzerland.
Menurut Lettu Tek Fajar Ari Kumbara, senjata Oerlikon Skyshield 35 MM adalah senjata Penangkis Serangan Udara kaliber 35 mm yang dioperasikan secara otomatis dan diintegrasikan dengan Chiron missile.

Satu Firing Unit (FU) Skyshield Gun Misille terdiri dari dua unit meriam revolver kaliber 35 mm (1,38 inci), satu sistem sensor pengendali/radar dan pos komando secara terpisah, juga dilengkapi dengan dua rudal darat ke udara jenis Chiron buatan Korea Selatan yang sudah terintegrasi dengan Skyshield Gun Sistem sehingga membuat jangkauan radar lebih luas dan efektif, sehingga sekaligus mengembangkan pertahanan titik menjadi pertahanan wilayah/area.
Sedangkan Chiron Missile memiliki data teknik, jarak maksimum maksimum 7 km, Jarak efektif 3-5 km, ketinggian 3,5 km, berat missile 20 kg fuse impack dan proximity, diameter 80mm, launcher pedestal, Chiron Missile diproduksi negara Korea Selatan.
Skyshield Gun Missile dapat ditempatkan di mana saja sesuai kebutuhan dengan sistem mobail dengan menggunakan empat truk yang sudah dilengkapi dengan derek, masing-masing truk memuat satu pos command, dua meriam revolver 35 mm dan satu sistem sensor kendali/radar, sedangkan Chiron dapat ditempatkan hingga sejauh 5 km dari Command Post.
Briefing yang dilaksanakan secara rutin di ruang Tedy Kustari tersebut, diikuti oleh Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI Donny Ermawan T. M.D.S., serta segenap pejabat dan seluruh penerbang Lanud Iswahjudi.


Oerlikon Skyshield 35 MK-2 dibawa dengan pesawat C 130 Hercules milik TNI AU

Skyshield Gun Missile akan ditampil pada pada defile peringatan HUT TNI ke-69 pada 7 Oktober mendatang di Dermaga Ujung Surabaya.  


Oerlikon Skyshield 35 MK-2 di Ujung Surabaya persiapan HUT TNI ke 69

Senin, 29 September 2014

TANK LEOPARD 2 A4 DAN MARDER MILIK TNI AD

Tank Leopard 2 A4 dan Marder Milik TNI AD
 
 Admin di depan Leopard 2 A4 dan Marder

Sebanyak dua unit MBT Leopard dan dua unit tank Marder telah diserahkan pada 22 Septmber 2013.
Kedatangan Leopard 2A4 di tanah air semalam merupakan kulminasi puncak dari kerja keras berbagai pihak, mulai dari TNI AD khususnya Pussenkav, Kementrian Pertahanan, serta berbagai pihak yang bahu-membahu demi mewujudkan kedatangan MBT pertama dalam sejarah Republik.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sayangnya, di tengah kesatu-paduan upaya dan semangat pantang menyerah tersebut, beberapa pihak yang kurang bertanggungjawab dengan sengaja menghembuskan isu yang tidak berdasar dan menyesatkan, tanpa didukung oleh bukti-bukti yang sahih dan teruji. Apa saja isu-isu tak berdasar yang melingkupi proses pengadaan Leopard 2A4 dan Leopard 2RI?
1. Leopard 2 si macan kertas
Saat proses kedatangannya, ketika memegang hull Leopard 2A4. Terasa dingin, persis saat kita memegang baja. Tidak mungkin terbuat dari kertas, kalaupun ada kertas itu adalah stiker pemeriksaan Kepabeanan Singapura karena kapal pengangkutnya sempat mampir dari sana. Sejak Seminar Kavaleri di bulan Februari sudah ditulis bahwa Leopard 2 yang dibeli Indonesia sudah akan siap untuk kedatangan menjelang bulan Oktober 2013. Jadi kalau ada yang menyebut Leopard 2 TNI AD adalah macan kertas karena tidak datang-datang, ya salah si pembuat isu sendiri karena tidak sabar. Justru proses kedatangan yang tepat waktu dan sesuai rencana tersebut menunjukkan profesionalisme birokrasi dan kesiapan pengadaan dari Kemhan dan TNI sendiri.
2. Leopard 2, si barang bekas
Isu lain mengatakan bahwa Leopard 2 yang dibeli Indonesia bisa murah karena dibeli dalam keadaan bekas “as is” alias tidak bisa berjalan karena merupakan stok tank rusak eks AD Jerman. Betul, anggaran pertahanan kita yang perlahan ditingkatkan pada saat ini memang belum memungkinkan pengadaan jumlah besar dalam kondisi baru. Tetapi walaupun dibeli dalam keadaan bekas, proses rekondisi dan retrofit dilakukan sesuai dengan standar pabrik yakni Rheinmetall. Buktinya, ketika Leopard 2A4 dikeluarkan dari kandangnya yaitu MV Isolde, mesinnya langsung menyala ketika distarter dan tank bisa dikendarai dengan amat lancar, termasuk naik ke transporter.

3. Leopard 2 saking bekasnya, harus diengkol
Isu yang semakin liar menyebutkan bahwa saking buruknya, semua Leopard 2A4 yang dibeli betul-betul barang bekas sebekas-bekasnya sehingga semua perlengkapan dilepas, termasuk optik bidik. Sistem putar kubahnya pun dilepas, sehingga harus diengkol. Dari pantauan seluruh sistem optik yang terlihat seperti PERI-17 masih komplit lensanya, dan sensor seperti muzzle reference system juga masih terpasang. EMES-15 memang tertutup jendela bajanya, tetapi dari keterangan teknisi Rheinmetall seluruh kelengkapan dasar Leopard 2A4 yang datang semalam sudah terpasang, dan tank ini siap operasional. Sang teknisi yang orang Jerman sampai geleng-geleng kepala, tidak percaya bahwa ada gosip murahan seperti itu.

4. Leopard 2 itu terlalu berat untuk medan Indonesia
Semua bisa melihat sendiri, aspal dermaga cukup kuat menahan beban Leopard 2A4. Dan ketika Leopard 2A4 naik ke trailer dan melindas 12 ban trailer, ban tersebut tidak ada yang pecah, bahkan ketika separuh roadwheel Leopard 2A4 terangkat ke atas, menandakan gaya tekan atau ground pressure yang relatif kecil dan pastinya bisa digunakan di jalan raya tanpa kuatir harus amblas.

5. Mahal ya, TNI AD sampai menyewa satu kapal khusus untuk mengangkut 2 Leopard 2A4 dan 2 Marder 1A3
Yang menyebar gossip semacam ini mungkin harus pergi ke dokter mata dan memeriksa minus matanya. Dari foto yang sudah diunggah terlihat bahwa MV Isolde adalah merchant ship biasa yang juga mengangkut truk-truk berat dan ekskavator. Diantara proses unloading, ekskavator dan truk juga dikeluarkan bergiliran dengan keluarnya Leo 2A4 dan Marder. Selain menurunkan berbagai peralatan berat, juga berlangsung pengiriman kendaraan roda 4 suzuki APV ke dalam kapal tersebut.

Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin, Senin (30/9) meninjau dua Unit Kendaraan Tempur Tank Leopard 2A4 dan dua Unit Tank Marder 1A3, hasil produksi Jerman yang datang di Gudang Pusat Kendaraan (Gupusran) Direktorat Peralatan TNI AD, Cakung, Jakarta Timur. Turut mendampingi Wamenhan, Kabadan Ranahan Kemhan, Laksda TNI Ir. Rachmad Lubis Direktur Hankam Bapennas, Rizky, dan Dirpalad TNI AD Cakung, Brigjen TNI I Wayan.


 Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengamati Leopard 2 A4
 Wakil Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin mengamati Marder 1 A3

Prajurit TNI mengendarai Tank Leopard (depan) dalam defile pasukan upacara peringatan HUT ke-68 TNI di Skuadron 2 Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Sabtu (5/10/2013). Tank Leopard merupakan perlengkapan persenjataan TNI terbaru yang diperkenalkan kali pertama pada peringatan HUT ke-68 TNI yang mengangkat tema “Profesional, Militan, Solid dan Bersama Rakyat TNI Kuat”

 
 
Leopard 2 A4 dan Marder 1 A3 di HUT TNI ke 68 pada tangal 5 Oktober 2013 

Dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika dan Hari Ulang Tahun ke-65 Kodam V/Brawijaya tahun 2013. TNI AD menyelenggarakan Pameran Alutsista dan Industri Strategis Berskala Nasional di buka untuk masyarakat umum secara gratis yang rencana di buka oleh Kasad pada tanggal 13 Desember 2013 setelah sholat Jumat bertempat di Balai Prajurit dan Lapangan Kodam V/Brawijaya. Pameran yang akan berlangsung sampai tanggal 17 Desember 2013 pukul 08.00 s.d 21.00 juga akan dimeriahkan oleh Demonstrasi Terjun Payung oleh beberapa prajurit TNI AD antara lain dari Kopassus dan Kostrad pada tanggal 15 Desember 2013 pukul 08.00. Selain itu juga ada Atraksi Fly Pass Helikopter tempur dan Drum Band Canka Lokananta Taruna Akademi Militer Magelang serta Bela Diri Militer dan Kesenian Masyarakat Jawa Timur.
Pada tanggal 15 Desember 2013 setelah Upacara Hari Juang Kartika dilanjutkan Defile Pasukan TNI AD dan Kendaraan Alutsista, masyarakat diberikan kesempatan untuk menaiki Tank-Tank TNI AD dengan bebas.
Untuk itu Kepala Penerangan Kodam V/Brawijaya Kolonel Arm Totok Sugiarto, mengajak kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk nonton Pameran Alutsista dan Industri Strategis Berskala Nasional ini, karena Pameran tahun 2013 ini bertepatan diselenggarakan di Jawa Timur dan bertempat di Kodam V/Brawijaya Jl. R. Wijaya No. 1 Surabaya.
Kolonel Arm Totok Sugiarto juga menjelaskan tentang Alutsista yang di Pamerkan antara lain sebagai berikut : Tank Leopard 2 A4, Tank Marder 1A3, 14 Unit Tank Tarantula, 13 Unit Tank AMX 105 mm, 13 Unit Tank Anoa, 2 Unit Tank Panhard, 2 Unit Tank Saladin, 45 Unit Tank Scorpion, 2 Unit Tank Scorpion Non 90, Tank Stormer Komando, Tank Stormer APC, 6 Pucuk Meriam 105 mm/Tarik M101, 6 Pucuk Meriam 105 mm, 12 pucuk Meriam 57 mm, 6 Pucuk Rain Metal 20 mm, 3 Unit Helly Bolco 105, 3 Unit Helly Serbu MI-35 (Rusia), 4 Unit Helly Serbu MI 17 (Rusia), 2 Unit Helly Bell 205 dan 3 Unit Helly Bell 412. Tank Leopard dan Tank Marder sudah datang pada Senin (9/12) pukul 20.00 WIB di Lapangan Makodam V/Brawijaya.  

 Leopard 2 A4 saat dibawa ke Kodam V Brawijaya 
dalam HUT Hari Kartika 15 Desember 2013
Latihan mengemudikan Leopard 2 A4 untuk familiarisasi
Latihan mengangkut Leopard 2 A4

Kadatangan Leopard 2 A4 dan Marder periode ke 2

Leopard 2 A4
Leopard 2 A4 di dalam kapal pengangkut untuk dibawa ke Indonesia

52 Unit tank milik TNI yang dibeli dari Jerman tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 52 Tank yang tiba di Indonesia itu terdiri dari 24 tank Leopard dan 28 tank Marder. 52 Tank tersebut merupakan bagian dari 164 unit tank Leopard dan Marder yang sudah dipesan dari Jerman. Kedatangan tank yang diproduksi Rheinmetall AG perusahaan industri pertahanan asal Jerman sekaligus menandai babak baru kerja sama militer antara Indonesia dan Jerman.

 
 
 
 
 
 
Leopard 2 A4 an Marder diba di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

Sebanyak 52 Tank milik Tentara Nasional Indonesia (TNI) rencananya akan dilibatkan dalam peringatan Hari Ulang Tahun TNI ke 69 yang akan dipusatkan di Surabaya Oktober mendatang.
Puluhan kendaraan tempur buatan Jerman tersebut diantaranya 24 Tank Leopard dan 28 Tank Marder, tiba di Pelabuhan Jamrud, Tanjung Perak Surabaya, Sabtu (6/9/2014) dengan Kapal Serasi X yang diberangkatkan dari Jakarta.

 
 

 
 
Leopard 2 A4 dan Marder 1 A3 tiba di Pelabuhan Tanjung Perak

Kol Arm Totok Sugiharto Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V Brawijaya mengatakan, Tank Leopard dan Marder ini akan mengikuti parade militer pada puncak acara HUT TNI.
"Tank ini diberangkatkan dari Jakarta menggunakan kapal turun di Pelabuhan Tanjung Perak," kata Kol Arm Totok Sugiharto, Sabtu (6/9/2014).
Dia menambahkan, kendaraan tempur tersebut akan ditempatkan di Yonkav 8 Tank Divif 2 Kostrad, Pasuruan sebelum mengikuti puncak peringatan HUT TNI.
"Jenis Tank Leopard ini dapat mengarungi medan Indonesia yang berat. Selain ampuh di darat juga dapat meluncur di sungai," ujarnya.
Sebanyak 100 Tank Leopard 2A4 dibeli pemerintah Indonesia seharga US$1,7 juta atau sekitar Rp16,4 miliar per unit. Setiap unitnya berkapasitas empat orang dan mampu melaju dengan kecepatan maksimum 72 km/jam. Fitur utama termasuk kit perlindungan modular, daya tahan, meningkatnya mobilitas dan meningkatkan kemampuan-recce. Tank Leopard adalah kendaraan tempur berbobot 62 ton dengan tinggi 3 meter. Tank jenis ini juga dilengkapi dengan meriam kaliber 120 meter. Selain itu, kendaraan perang tersebut juga dilengkapi sistem pengontrol penembakan digital dan laser penjejak jarak serta mampu membidik dalam kegelapan.
Sementara tank jenis Marder memiliki berat lebih ringan, yakni sekitar 33 ton. Tank jenis ini mampu mengangkut prajurit dengan kapasitas 9 orang. 


Diangkut menuju Markas Resimen Kavaleri (Menkav) 1 Marinir di Semarung, Ujung
Berada di Markas Resimen Kavaleri (Menkav) 1 Marinir di Semarung, Ujung

Markas Resimen Kavaleri (Menkav) 1 Marinir di Semarung, Ujung, terlihat beda daripada biasanya. Markas komando pelaksana satuan tempur pemukul dan pendarat Pasukan Marinir 1 Surabaya yang identik dengan tank amfibi itu dipenuhi tank-tank angkatan darat.
Sebanyak 24 tank tempur utama Leopard 2A dan 28 Ranpur Infanteri Marder 1A3 memadati markas Marinir di timur Makoa Armatim itu. Puluhan tank tersebut didatangkan TNI-AD langsung dari Jerman. Tank tiba di Surabaya akhir pekan lalu dengan menggunakan kapal ro-ro Serasi X. Peralatan utama sistem persenjataan (alutsista) matra darat tersebut dijadwalkan tampil dalam rangkaian HUT Ke-69 TNI.
Tank yang semula berwarna hijau polos itu sudah dicat doreng kombinasi hitam-cokelat tua khas pusat kesenjataan infanteri dan kavaleri TNI-AD. ’’Kami siapkan dukungan tempat perawatan untuk kesuksesan HUT TNI,’’ tegas Komandan Pasmar 1 Brigjen TNI Mar Kasirun Situmorang.
Dengan lokasi yang terbatas, Menkav 1 Marinir meminggirkan sejumlah tank amfibinya seperti BMP-3F dan LVT-7. Apalagi sebagian lapangan apel digunakan untuk memarkir alutsista Korps Marinir dari komando pelaksana lain. Misalnya, brigade infanteri, resimen artileri, dan resimen bantuan tempur.
Material tempur ditempatkan di Menkav 1 Marinir lantaran paling dekat dengan Dermaga Ujung, tempat parade dan demonstrasi. Sebelum Leopard dan Marder dioperasikan ke Dermaga Ujung, kendaraan tempur itu ditinjau petinggi TNI-AD. Wakil KSAD Letjen TNI M. Munir akhir pekan lalu memastikan kondisi tank-tank pengadaan 2014 tersebut siap digunakan. Dengan demikian, saat pelaksanaan defile dan demo, diharapkan tidak ada masalah.

Jadwal selanjutnya, ada 21 unit diserahkan pada Desember mendatang. Pada 2015, datang empat gelombang pengiriman, yakni 25 unit pada Maret, tiga unit pada Juni, 21 unit pada September, dan 21 unit pada Desember.
Sisanya, 24 unit diserahkan Rheinmetall ke Kementerian Pertahahan pada April 2016, 14 unit pada Juni, dan pengiriman terakhir sebanyak 21 unit diserahkan November 2016,